PENGADILAN AGAMA PARIGI MENGIKUTI PEMBUKAAN
RAKOR DITJEN BADILAG SECARA VIRTUAL
Parigi, Selasa, 02 Maret 2021, bertempat di ruang Media Center Pengadilan Agama (PA) Parigi, Ketua PA Parigi, Wahab Ahmad, S.H.I., S.H., M.H. dan jajarannya mengikuti Pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) Ditjen Badilag Tahun 2021 secara virtual dengan menggunakan fasilitas Zoom Meeting dan Streaming Youtube. Acara tersebut diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Mahkamah Agung RI yang dilanjutkan dengan Sambutan dan Laporan Kegiatan oleh Dirjen Badilag.
Foto: Ketua PA Parigi, Wahab Ahmad, S.H.I., S.H., M.H. dan jajarannya mengikuti Rakor (dokumentasi Tim IT)
Dalam laporannya Dirjen Badilag, Dr. Drs. H. Aco Nur, S.H., M.H. menyatakan “Rakor merupakan kegiatan rutin tahunan dalam rangka evaluasi kinerja Peradilan Agama tahun lalu dan menyusun program kerja tahun berjalan”, ujarnya
H. Aco Nur menambahkan bahwa “Rakor ini mengambil tema : Membangun Peradilan Agama Modern Berkelanjutan Menuju Birokrasi Berkelas Dunia. Visi Peradilan Agama yang Modern diletakkan di atas dasar kerangka internasional peradilan yang unggul. Kerangka ini merupakan kerangka pikir dan kerja untuk meningkatkan kinerja pengadilan yang telah dikembangkan dan digunakan secara internasional dan diadopsi oleh cetak biru pembaruan peradilan tahun 2010-2035 oleh Mahkamah Agung RI”, kata mantan Kepala BUA MA ini.
Setelah laporan kegiatan Dirjen Badilag selanjutnya Sambutan Ketua Mahkamah Agung RI YM. Prof. Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H. yang menyatakan “Rapat Koordinasi yang diadakan Ditjen Badilag yang didukung Kamar Agama Mahkamah Agung merupakan representasi dari komitmen bersama seluruh unsur di Peradilan Agama dalam menetapkan program-program strategis yang dibutuhkan bagi kemajuan lembaga,” ucap Pria Kelahiran Baturaja ini.
Lebih lanjut dalam sambutannya, mantan Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial tersebut, mengemukakan “Rapat Koordinasi ini menjadi medium yang paling tepat untuk mengevaluasi kembali kebijakan-kebijakan terdahulu, menemukan dimana titik lemahnya, menerapkan rencana aksi perbaikan, menggagas inovasi baru serta menetapkan target capaian lain yang mendukung terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung” tutur H.M. Syarifuddin. (TIM_IT)